Sejarah juga merupakan rangkaian kehidupan umat manusia pada masa lampau yang memberikan pelajaran tak terperi pada bangsa-bangsa yang datang sesudahnya. Catatan sejarah luar biasa yang pernah ada, al-Qur’an dan hadits, banyak berkisah tentang umat-umat masa lalu dan merekam berbagai peristiwa penting dalam perjuangan Islam. Sejarah-sejarah indah itu pulalah yang menjadi tempat bagi kita untuk berkaca dan menata kembali bangunan iman, taqwa, dan semangat perjuangan yang seringkali berkelakuan seperti kurva sinus dan cosinus-menanjak, menurun, bertitik balik. Sebuah pengingat dan pemberi taujih hamasah tentu sangat diperlukan untuk memberi roh intelektual agar kurva itu menjadi terekstrapolasi dan senantiasa menanjak.
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia (PPM IDAI) jilid 2, melengkapi PPM jilid 1 yang telah terbit sebelumnya. Dengan diterbitkannya PPM IDAI 2, berarti lengkaplah masalah kesehatan anak dasar yang perlu dipahami oleh setiap dokter spesialis anak di Indonesia. Home » BUKU SMA & SMK » Untukmu Guru » BUKU MARKETING JILID I untuk SMK. Ubaidillah Rodli 4:17:00 PM Add Comment BUKU SMA & SMK, Untukmu Guru. Buku Marketing Jilid I Untuk sekolah Kejuruan kelas X Format PDF Isi buku lengkap bisa.
Kajian tentang narasi kehidupan Nabi dan sistem-sistem perjuangan dalam membangun benteng pertahanan Islam yang kokoh menjadi sebuah jawaban untuk tantangan-tantangan diatas. Maka buku ini hadir sebagai jawaban, memaparkan studi yang spesifik mengenai kajian tentang pergerakan dalam sirah nabawiyah, serta menyajikan fakta dan analisa yang tajam yang mempertautkan berbagai peristiwa di masa Nabi dengan kejadian mutakhir yang dihadapi oleh Harakah Islam kontremporer. Buku yang ditulis dengan sangat runtut oleh Syaikh Munir Muhammad al-Ghadban ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri atas tiga periode-periode pertama, kedua, dan ketiga-, sedangkan bagian kedua berisikan tentang periode ke empat, yaitu bagian yang akan kita bicarakan lebih lanjut: Negara dan Penguatan Pilar-pilarnya. Ketiga kajian ini jelas kekurangan satu hal pokok, yaitu “mata rantai yang akan menghubungkan mereka dengan Rasulullah, bahkan dengan Nabi-Nabi sebelum-nya.” Ini disebabkan tiadanya kajian sirah ataupun sejarah Islam yang berdasar-kan wa'yu (kesadaran ilmiah). Padahal sekali seseorang berbicara sirah, maka ia pasti merupakan bagian integral dan ummatan wahidah. Ia akan mewarisi spirit masa lampau umat Islam yang sangat kaya dan menumbuhkan militansi.
Karena itu, putusnya mereka dengan sirah membuat lemahnya girah dan ruhul jihad. Di sinilah peran penting yang dimainkan buku sebesar Manhaj Haraki ini. Sejarah yang ditulis da'i mujahid ini menampilkan sosok yang jauh berbeda dengan para penulis “ilmiah” pada umumnya. Penghayatan terhadap ruhul jihad dalam kehidupan Rasulullah merupakan modal utamanya. Hal ini karena mereka berada pada satu alur yang sama dengan Rasulullah, yaitu harakah dan dakwah.
Maka penggambaran yang mereka sajikan bukan lagi masalah kronologis belaka, tetapi sudah masuk pada isi pembahasan yang mengasyikkan dan sangat bermanfaat bagi dakwah dan pergerakan. Buku-buku sejarah memang telah banyak ditulis orang. Namun kitab Manhaj Haraki dalam Sirah Nabi Saw. Ini tetap harus disambut dengan antusiasme yang besar, karena karya Munir Muhammad al-Ghadban ini menjadi pengecualian dari buku-buku itu. Bukan hanya karena studinya yang lebih spesifik, yaitu kajian tentang pergerakan dan perjuangan politik dalam sirah nabawiyyah, namun Munir al-Ghadban juga menyajikan fakta dan data, yang dirangkai dengan studinya yang ekstensif, analisa yang tajam dan mengagumkan dengan daya kritis yang tinggi. Tokoh pergerakan kelahiran Syria yang juga dosen di Universitas Ummul Qura Saudi Arabia dan di Jami‘ah al-Iman Yaman ini memperlihatkan kepiawaiannya yang luar biasa sekali dalam mempertautkan berbagai peristiwa di masa Nabi dengan kejadian mutakhir yang dihadapi oleh Harakah Islam kontemporer. Marhalah (periode) demi marhalah pergerakan Nabi dikupas dengan sangat memikat sekali, seraya dibedah watak dan karakteristiknya, lalu diproyeksikan dan direkonstruksi kembali ke dalam iklim pergerakan Islam modern.
Ketika banyak pergerakan Islam kontemporer layu sebelum berkembang, tumbang dan berguguran, buku ini insya Allah memberikan suntikan energi yang dahsyat sekali. Buku ini harus menjadi bacaan ‘wajib' bagi pada aktivis da‘wah dan Harakah Islam, serta para peminat sejarah Islam. Juga menjadi bacaan yang bermutu bagi kaum muslimin pada umumnya. Karena kitab ini nyaris sempurna dalam mengupas dan merunut manhaj haraki atau langkah-langkah terprogram yang ditempuh Nabi saw.
Dalam gerakan dakwahnya, sejak kenabiannya sampai berpulang kepada Allah. Dalam periode pertama dakwahnya, Rasulullah memberikan rambu-rambu yang jelas tentang pentingnya merahasiakan dakwah, sekaligus merahasiakan struktur organisasinya. Periode ini dimulai dari gua Hira’ dan berakhir tiga tahun setelah kenabian. Beberapa karakteristik penting dalam fase ini adalah, bagaimana berdakwah melalui intelektualitas da’I dan status sosialnya. Terdapat 60 sahabat dari beragam kabilah Quraisy telah menyatakan bai’atnya kepada Rasulullah. Karena dakwah masih bersifat personal dan umum, maka kaum Quraisy tidak memberikan perhatian khusus terhadap dakwah, bahkan kaum Quraisy lebih memfokuskan perhatiannya pada golongan “hanif” daripada kaum muslimin. Fokus dakwah dititik beratkan pada pembinaan aqidah, dan setelah terbentuk kader inti-kader inti yang kuat, barulah dakwah dilaksanakan secara terang-terangan.
Pada periode kedua, Rasulullah menjahriyahkan dakwahnya, namun tetap merahasiakan struktur organisasinya. Periode jahriyah ini dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu jahriyah Rasulullah saw, kemudian jahriyah kaum muslimin. Adapun jarak kedua tahapan ini sedikit sekali, hanya 2 tahun. Periode ini dimulai sejak turunnya perintah Allah, “maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik” (QS.15:94) dan firman Allah “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat” (QS.
26:214), dan berakhir ketika Rasululullah saw. Keluar Mekah untuk mendirikan Negara Islam.
Dengan demikian periode ini berlangsung selama 7 tahun. Beberapa karakteristik penting dalam fase kedua adalah, Rasulullah memulai dakwah secara terang-terangan kepada keluarga terdekat. Tantangan, hambatan, dan siksaan menerpa kaum muslimin pada fase ini.
Sementara kaum muslimin diperintahkan untuk sabar menanggung siksaan dan penindasan di jalan Allah, dan hanya membela diri bila dalam keadaan darurat. Adapun bagi mereka yang lemah, diperbolehkan menampakkan “kemurtadan”nya. Fokus dakwah pada periode ini menekankan kepada aspek spiritual, dan memobilisasi dakwahnya dengan pertemuan rutin dan kontinyu. Periode ini berakhir setelah tahun duka cita.
Periode ketiga adalah periode tentang mendirikan Negara. Banyak karakteristik penting pada fase dakwah ini yang menitik beratkan pada strategi politik dakwah Rasulullah.
Serangkaian perundingan dan baiat mewarnai fase ini. Izin perang (QS.al-Hajj 22:39-41) juga keluar di periode ini, yakni izin berperang karena mereka teraniaya. Di Fase ini pula pengumuman pertama untuk syiar-syiar ibadah, serta dibangunnya masjid pertama di Quba’. Dimulai ketika perjalanan berdarah ke Thaif hingga hijrahnya Rasululullah ke Madinah, yang menandakan berakhirnya fase ini sekaligus periode Makkiyah dalam dakwah Rasulullah saw.